TEKNO  

Krisis Penerbangan, Awas Keselamatan Penerbangan Turun

Krisis Penerbangan, Awas Keselamatan Penerbangan Turun
ILUSTRASI PESAWAT TERBANG ( ist )

Jadi adanya pandemi tidak bisa menjadi permakluman bahwa keselamatan penerbangan boleh menurun. Dalam kondisi apapun, keselamatan penerbangan adalah hal yang utama.

Dengan demikian banyaknya kerusakan pesawat yang beroperasi yang menyebabkan kecelakaan penerbangan memang menimbulkan tanda tanya, kenapa pesawat itu boleh terbang? Apakah ada ketidakdisiplinan dari maskapai, atau kecerobohan dari inspektur?

Audit Internasional

Untuk mengetahui jawabannya, ada baiknya pemerintah Indonesia melakukan lagi audit keselamatan penerbangan. Audit keselamatan penerbangan yang paling kredibel tentu saja yang dilakukan oleh ICAO sebagai satu-satunya organisasi penerbangan sipil internasional di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

ICAO mempunyai sistem audit yang dinamakan Universal Safety Oversight Audit Program (USOAP) yang dilakukan pada 8 bidang yaitu terkait aturan (legislasi); struktur organisasi penerbangan (pemerintah); lisensi personil penerbangan; operasional pesawat; kelaikan pesawat; bandar udara; navigasi penerbangan; serta investigasi kecelakaan dan serius insiden penerbangan.

Hasil audit USOAP adalah nilai effective implementation (EI) di mana nilai rata-rata dunia adalah 60 persen. Indonesia telah beberapa kali melakukan USOAP yaitu di tahun 2014 dengan nilai 45 persen, tahun 2016 (51 persen) dan 2017 (80,34 persen).

Jika mengacu pada hasil audit tahun 2017, keselamatan Indonesia memang bisa dikatakan sudah di atas keselamatan penerbangan global. Pada tahun 2017 dan 2018, tren kecelakaan penerbangan nasional juga tidak berbeda jauh dengan tren global. Namun tren kecelakaan pesawat itu meningkat pesat sejak tahun 2019 sampai sekarang.