TRIASMEDIA – Menyikapi permasalahan dugaan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan pelajar, guru, hingga Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Cisolok Kabupaten Sukabumi, Dinas Pendidikan Jawa Barat (Jabar) mengaku masih melakukan kajian untuk kemudian patut dan tidaknya diberikan sangsi.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Dedi Supandi, ia mengatakan vidio viral yang beredar luas di warganet terkait dengan tayangan aksi joged massal yang diduga dilakukan oleh pelajar, guru hingga kepsek di SMAN 1 Cisolok Kabupaten Sukabumi, hingga saat ini masih dalam tahap kajian Dinas Pendidikan Jabar.
“Dinas Pendidikan masih mengumpulkan data dan informasi dari tim yang telah diterjunkan ke lapangan untuk melakukan kajian atas beredarnya vidio joged massal di SMAN 1 Cisolok Sukabumi tersebut,” katanya.
Dedi, Jumat (5/11/21) mengungkapkan, setelah data dan informasi yang didapat dari tim Dinas Pendidikan Jabar yang diterjunkan ke lapangan, kemudian akan dilakukan evaluasi guna memutuskan layak dan tidaknya untuk dilakukan langkah tegas terhadap kepsek beserta jajaran di sekolah tersebut.
“Setelah inventarisir data dan informasi yang didapat dari pihak sekolah, pengawas, pelajar, hingga satgas Covid – 19 Kabupaten Sukabumi, baru kita akan mengambil langkah apa yang harus kita lakukan teehadap SMAN 1 Cisolok Sukabumi itu,” ungkapnya.
Sekedar informasi, beberapa waktu lalu beredar video berdurasi sekitar 20 menit yang menayangkan aksi pelajar, guru serta kepsek SMAN 1 Cisolok Kabupaten Sukabumi tengah berjoged ria tanpa menggunakan masker, berkerumun dan diduga melanggar protokol kesehatan. Diketahui aksi jodeg massal tersebut merupakan bagian dari acara perayaan hari jadi SMAN 1 Cisolok Sukabumi.
“Jadi setelah acara sambutan yang dilakukan oleh staf pengajar di sekolah tersebut, tiba – tiba pelajar kelas XI menyalakan musik sehingga terjadilah aksi berjoged ria,” pungkasnya.
Koresponden Sukabumi Jabar ⇒ Eko Aripyanto