TRIASMEDIA – RSUD Syamsudin SH atau biasa disebut dengan RS Bunut Kota Sukabumi Jawa Barat (Jabar), saat ini tengah mengembangkan metode alternatif penanganan pasien cuci darah menggunakan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD).
Direktur RS Bunut Kota Sukabumi, dr. Bahrul menjelaskan CAPD adalah metode cuci darah yang dilakukan lewat perut, dan metode ini memanfaatkan selaput dalam rongga perut (peritoneum) yang memiliki permukaan luas dan banyak jaringan pembuluh darah sebagai filter alami ketika dilewati oleh zat sisa.
“Pada umumnya pasien cuci darah melakukan perawatan medis dengan cara hemodialisis (cuci darah menggunakan mesin), namun saat ini kami akan memperbaiki bahkan menyempurnakan sistem yang telah ada untuk metode CAPD,” jelasnya.
Menurutnya, CAPD lebih disarankan sebagai pilihan pertama bagi pasien gagal ginjal, dibanding hemodialisis, pasalnya CAPD memiliki beberapa kelebihan, yaitu mengenai biaya yang harus dikeluarkan pasien akan lebih terjangkau dibanding dengan biaya hemodialisis.
“Untuk melakukan CAPD, biayanya akan lebih murah dibanding hemodialisis, yang terbilang mahal,” ujar Bahrul.
Kedua, lanjut Bahrul, CAPD jauh lebih mudah dan fleksibel digunakan oleh pasien gagal ginjal, sehingga CAPD dapat digunakan kapan saja dan tidak harus dilakukan di rumah sakit, beda halnya dengan hemodialisis.
“Intinya, CAPD sangat memberikan kemudahan dan dapat dijangkau oleh pasien cuci darah di berbagai kalangan,” pungksnya.
Koresponden Magang Sukabumi Jabar ⇒ Jadug