TRIASMEDIA – Rieke Dyah Pitaloka – atau publik mengenalnya sebagai ‘Oneng’-pada 2015 ditunjuk sebagai Duta Arsip oleh Arsip Nasional RI (ANRI). Namun sampai saat ini, kiprah dan kontribusinya pada ANRI dan dunia kearsipan, tak terlihat jelas. Ini semakin memperjelas ketidakjelasan penunjukkannya sebagai seorang duta.
Kini muncul aspirasi meminta agar ‘Oneng’ dicopot dari Duta Arsip. Pasalnya, keberadaannya hanya pada momen-momen simbolik. “Sementara pekerjaan substansial sebagai duta, tidak pernah dilakukan”, jelas Rumi dari Aliansi Masyarakat Peduli Arsip (Ampera). “Coba bandingkan dengan Najwa Shihab atau Andi Noya sebagai Duta Baca dari Perpusnas, jauh sekali”, lanjut Rumi.
Oleh sebab itu Kepala ANRI diminta untuk mencopot Oneng sebagai Duta Arsip. Rumi juga mengkhawatirkan ANRI akan dibawa ke wilayah politik. “Watak politisnya akan terbawa. Saya mengira ANRI akan menjadi komoditi politik untuk kepentingan sempit”, kata Rumi.
Dari informasi yang dihimpun media, ANRI sedang melakukan pemilihan calon kepala baru. “Nah, saya mendengar ada aktifitas politik Oneng terkait itu. Ada calon internal yang meminta jasanya sebagai penghubung”, sesal Rumi. Ampera mendesak Kepala ANRI segera mencopot Oneng karena melenceng jauh dari statusnya sebagai duta. (RIZKY ZULIANDA)